Karya : AB. MUHTADIN MADTAHRISADJIMAWIDJAYA
(Jakarta, 30 Agustus 2012)
Kudengar isak tangis peri kecil jauh diujung waktu
pelan namun pasti suara itu mulai hilang di telan ruang
Sementara aku termenung diam ditengah kegelapan dunia
Merasakan hati penuh cemas menatap bulan yang mulai redup
Ada senyum ramah yang kurasakan dibalik air mata itu
Di dalam hangat wajah sang perawan yang bermain dengan tangisan
Di saat itu kurasakan aura harapan
Melayang dekat mata yang sedikit sayu
Dia menari dalam kegelisahan
Menagislah seperti hujan yang menghilangkan tandus
Biarkan air mata itu menari liar di dalam kalbu yang tenang
Berdansalah dengan harapan dipentas kehidupan
Jangan hentikan tangisan itu
Teruslah menangis
Nanti kan pasti ada senyuman lagi
Nanti kan pasti ada ada tawa lagi
Aku berharap..aku berdoa..
(Jakarta, 30 Agustus 2012)
Kudengar isak tangis peri kecil jauh diujung waktu
pelan namun pasti suara itu mulai hilang di telan ruang
Sementara aku termenung diam ditengah kegelapan dunia
Merasakan hati penuh cemas menatap bulan yang mulai redup
Ada senyum ramah yang kurasakan dibalik air mata itu
Di dalam hangat wajah sang perawan yang bermain dengan tangisan
Di saat itu kurasakan aura harapan
Melayang dekat mata yang sedikit sayu
Dia menari dalam kegelisahan
Menagislah seperti hujan yang menghilangkan tandus
Biarkan air mata itu menari liar di dalam kalbu yang tenang
Berdansalah dengan harapan dipentas kehidupan
Jangan hentikan tangisan itu
Teruslah menangis
Nanti kan pasti ada senyuman lagi
Nanti kan pasti ada ada tawa lagi
Aku berharap..aku berdoa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar