Oleh : Abdul Muhtadin Madtahri
Kurangkaikan sebaris kata-kata biasa tentang hati yang khawatir diatas kertas perasaan
Kata yang sederhana dan miskin akan makna
Karena memang aku bukan pujangga yang ahli dalam merangkai kata-kata
Kulukiskan pula coretan-coretan tentang gambaran jiwa yang sedang resah diatas kanvas kerinduan
Gambaran sketsa yang tanpa warna dan tanpa garis
Karena memang aku bukan pelukis yang pandai bermain dengan warna dan garis
Aku hanya bisa jujur..
Jujur..ingin kuselami samudera hatimu untuk sekedar menemukan mutiara cinta
Berenang di antara palung-palung jiwamu bermain bersama perasaan rindu
Jujur..ingin kumasuki istana hatimu untuk sekedar menghangatkan ruangnya
Meyalakan api asmara pada setiap sudut dan menjadikannya terang oleh cahaya rasa sayang
Sekali lagi aku bukan pujangga yang pandai bermain dengan kalimat yang indah
Bukan pula ahli bahasa yang pintar dalam mencari kata-kata yang sempurna
Aku hanya manusia yang bermain dengan perasaan
Ketika tawa riangmu terdengar, aku hanya diam tanpa bisa berkata apa-apa
Walaupu ingin rasanya aku ikut tertawa bersamamu namun bibirku terlalu kaku oleh keraguan
Ketika tangisanmu terdengar, akupun tetap diam tanpa bisa berbuat apa-apa
Walaupun ingin rasanya aku ikut menangis bersamamu namun bibirku terlalu beku oleh kegelisahan
Ada yang tumbuh dari keraguan ini
Ada yang tumbuh dari kegelisahan ini
Ada yang tumbuh dari keresahan ini
Ada yang tumbuh dari kesunyian ini
Namun entahlah....
(Jakarta, 13 Agustus 2012)
Kurangkaikan sebaris kata-kata biasa tentang hati yang khawatir diatas kertas perasaan
Kata yang sederhana dan miskin akan makna
Karena memang aku bukan pujangga yang ahli dalam merangkai kata-kata
Kulukiskan pula coretan-coretan tentang gambaran jiwa yang sedang resah diatas kanvas kerinduan
Gambaran sketsa yang tanpa warna dan tanpa garis
Karena memang aku bukan pelukis yang pandai bermain dengan warna dan garis
Aku hanya bisa jujur..
Jujur..ingin kuselami samudera hatimu untuk sekedar menemukan mutiara cinta
Berenang di antara palung-palung jiwamu bermain bersama perasaan rindu
Jujur..ingin kumasuki istana hatimu untuk sekedar menghangatkan ruangnya
Meyalakan api asmara pada setiap sudut dan menjadikannya terang oleh cahaya rasa sayang
Sekali lagi aku bukan pujangga yang pandai bermain dengan kalimat yang indah
Bukan pula ahli bahasa yang pintar dalam mencari kata-kata yang sempurna
Aku hanya manusia yang bermain dengan perasaan
Ketika tawa riangmu terdengar, aku hanya diam tanpa bisa berkata apa-apa
Walaupu ingin rasanya aku ikut tertawa bersamamu namun bibirku terlalu kaku oleh keraguan
Ketika tangisanmu terdengar, akupun tetap diam tanpa bisa berbuat apa-apa
Walaupun ingin rasanya aku ikut menangis bersamamu namun bibirku terlalu beku oleh kegelisahan
Ada yang tumbuh dari keraguan ini
Ada yang tumbuh dari kegelisahan ini
Ada yang tumbuh dari keresahan ini
Ada yang tumbuh dari kesunyian ini
Namun entahlah....
(Jakarta, 13 Agustus 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar